MENGHORMATI ORANGTUA MENURUT ISLAM .
bismillahirahmanirahim..
Semua agama dan kebudayaan setuju dalam hal keharusan memperlakukan Ibu-Bapak dengan hormat. Tetapi pendekatan Al Qur’an adalah unik. Ketika Allah SWT mengingatkan manusia untuk mematuhiNya dan memujaNya, biasanya diikuti dengan petunjuk untuk mematuhi dan menghormati Ibu-Bapak.
Semua agama dan kebudayaan setuju dalam hal keharusan memperlakukan Ibu-Bapak dengan hormat. Tetapi pendekatan Al Qur’an adalah unik. Ketika Allah SWT mengingatkan manusia untuk mematuhiNya dan memujaNya, biasanya diikuti dengan petunjuk untuk mematuhi dan menghormati Ibu-Bapak.
Sebagai contoh dalam
Luqman 14 :
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang Ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
Kita tidak boleh lupa
bahwa mematuhi hak-hak Allah SWT adalah wajib, hak-hak manusia juga harus
diperhatikan. Tetapi dari semua manusia, hak-hak Ibu-Bapak adalah yang
terpenting.
Al Ahqaf 15 – 18
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang Ibu bapaknya, Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia
berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang
telah Engkau berikan kepadaku dan kepada Ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah orang-orang
yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami
ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai
janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. Dan orang yang berkata
kepada dua orang Ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu
keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua Ibu bapaknya itu memohon
pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu, berimanlah!
Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu dia berkata: "Ini tidak
lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka". Mereka itulah
orang-orang yang telah pasti ketetapan atas mereka bersama umat-umat yang telah
berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang merugi.
Allah SWT telah
memerintahkan dan menekankan manusia untuk memperlakukan kedua Ibu-Bapaknya
dengan hormat dan mulia. Dari kedua Ibu-Bapak, Ibu mendapat hak lebih besar
daripada Bapak karena alasan yang disebutkan pada ayat di atas. Nabi Muhammad
SAW bersabda:
“ Layani Ibumu,
kemudian Ibumu, kemudian Ibumu, kemudian Bapakmu, kemudian saudara-saudara
terdekatmu kemudian saudara-saudara jauhmu.”
Sesungguhnya, Allah
SWT telah memberikan kedudukan yang terhormat dan termulia untuk semua Ibu
berdasarkan beberapa alasan:
1. Ibu mengalami penderitaan
yang berat ketika sedang hamil dan melahirkan anaknya.
2. Ibu memberikan makanan
kepada anaknya baik ketika di dalam kandungan maupun setelah lahir.
3. Biasanya Ibulah yang
mendidik anak dan melayani kebutuhan anaknya baik siang maupun malam.
4. Ibu mengajar dan mendidik
anaknya. Para psikolog menyebutkan bahwa pelajaran dan pendidikan di masa
balita adalah faktor yang sangat menentukan di dalam membentuk kepribadian
seorang anak. Terbukti bahwa orang-orang besar dilahirkan oleh Ibu-Ibu yang
besar juga.
Di atas segalanya,
menghormati seorang Ibu adalah wajib karena Allah SWT telah memerintahkan kita
untuk melakukannya. Sayang sekali banyak para Ibu yang menyalahgunakan
penghargaan yang diberikan Allah SWT ini. Banyak Ibu yang memaksakan
kehendaknya terhadap anak-anaknya dan mereka memilih untuk menuruti kemauan Ibu
mereka. Ini menyebabkan peran Bapak menjadi tidak efektif. Sedemikian parahnya
sampai sang Ibu bersekongkol dengan anak-anaknya melawan Bapak dalam urusan
keluarga, dan struktur keluarga menjadi lemah, bahkan sampai hancur.
Para Ibu ini melupakan
perintah Allah SWT di dalam Al Qur’an. An Nisa 34
Kaum laki-laki itu
adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian
mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya , maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Allah SWT telah
menurunkan firmanNya di dalam Al Qur’an mengenai kehidupan keluarga lebih
banyak dari pada aspek-aspek lain karena kestabilan keluarga adalah hal paling
penting di mata Allah SWT. Tindak-tanduk yang tidak Islami dari para Ibu ini
dan tindakannya menyakiti suami-suaminya adalah sangat merusak. Ini mengurangi
pahala bagi Ibu-Ibu ini dari Allah SWT untuk pelayanan lainnya yang
dilakukannya untuk keluarganya. Bebarapa Ibu baru menyadari kesalahannya ini di
hari tuanya ketika mereka terjebak di dalam masalah keluarga yang diciptakannya
sendiri. Sudah terlambat untuk memperbaiki kesalahannya karena kerusakan
terlanjur terjadi. Anak-anak yang teramat dicintainya adalah yang paling
dirugikan.
Sesungguhnya perbuatan
apapun yang menghianati pengajaran Al Qur’an dan Hadits selalu menjadi bumerang
bagi para pelakunya.
Fathir
43
Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri.
Saya yakin banyak yang
akan setuju pada analisa di atas tetapi dibutuhkan keberanian yang besar dan
kepatuhan kepada Allah SWT untuk menghindari kerusakan yang diciptakan sendiri
ini terhadap keluarga dan masyarakat Muslim.
Perintah yang sangat
rinci mengenai tugas kita terhadap Ibu-Bapak juga diturunkan di dalam Al Isra
23 – 25
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui
apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya
Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
Sekali lagi di dalam
ayat-ayat ini Allah SWT memerintahkan penghormatan kepada Ibu-Bapak disamping
perintahNya untuk memujaNya semata. Oleh karena itu menghormati Ibu-Bapak
adalah kewajiban setiap orang. Ada beberapa tradisi yang bisa mendidik kita
lebih lanjut dalam hal ini.
Suatu waktu seseorang
bertanya kepada Nabi Muhammad SAW
“Pekerjaan
apakah yang dilakukan orang yang sangat dicintai Allah SWT?”
Nabi menjawab, “Shalat
tepat pada waktunya,”
Orang itu bertanya
lagi, “Kemudian apa lagi?”
Nabi SAW menjawab,
“Memperlakukan Ibu-Bapakmu dengan baik.” (Bukhari)
Abdullah bin Umar RA
meriwayatkan bahwa seseorang meminta ijin Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti
jihad.
Nabi Muhammad SAW
bertanya, “Apakah Ibu-Bapakmu masih hidup?”.
Ia menjawab, “Ya,
masih.”
Muhammad SAW bersabda,
“Melayani kedua Ibu-Bapakmu adalah jihad bagimu.” (Bukhari)
Al Qur’an
memerintahkan dan menekankan manusia dengan sangat menunjukkan hormat
semaksimum mungkin kepada Ibu-Bapak. Ini juga berarti menghormati sanak saudara
dan juga Sahabat-Sahabat Ibu-Bapak kita.
Abdullah bin Umar RA
meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kalau engkau menunjukkan hormat kepada teman-teman Bapakmu, sama
juga dengan engkau menunjukkan hormat kepada Bapakmu.” (Bukhari) Pada ayat-ayat Al Isra di
atas, Allah SWT telah mengingatkan kita tentang ketidak berdayaan serta
ketergantungan total kita terhadap Ibu-Bapak dimasa kecil kita. Ibu-Bapak kita
memenuhi semua keinginan kita dengan sukacita dan penuh kasih sayang. Adalah
menjadi kewajiban kita untuk memperlakukan Ibu-Bapak kita setara dengan itu.
Walaupun Ibu-Bapak
harus dihormati sepanjang waktu, perhatian khusus, timbang rasa dan kasih harus
lebih diberikan kepada Ibu-Bapak dimasa usia tua mereka.
Perintah yang rinci
dan penting telah difirmankan oleh Allah SWT:
1. Jangan mengucapkan sepatah
katapun yang menunjukkan ketidak hormatan terhadap mereka.
2. Jangan membentak mereka.
3. Berbicaralah dengan
Ibu-Bapak dengan hormat dan santun.
4. Bersikaplah merendah dan lembut kepada
mereka. Kerendahan hati ini akan menunjukkan cintakasih kepada mereka.
Kerendahan hati ini harus keluar dari lubuk hati, dan bukan basa basi saja.
5. Tidaklah mungkin seseorang bisa
menunjukkan segala bentuk kesenangan kepada Ibu-Bapaknya, karena anda hanya
bisa melakukannya sepanjang kemampuan anda. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk memanjatkan doa berikut:
“ Ya Allah SWT,
kasihanilah kedua Ibu-Bapakku sebagaimana mereka mengasihani kami sedari
kecil.”
Kita harus selalu
memanjatkan doa ini walaupun sesudah kedua Ibu-Bapak kita meninggal. Kita
jangan lupa bahwa Allah SWT telah mengajarkan doa yang indah ini bagi kita buat
Ibu-Bapak kita tercinta.
Pada ayat diatas, Al
Isra 25, Allah SWT menghibur kita bahwa Ia tidak akan menghukum kita bila
sesuatu yang kasar telah kita ucapkan kepada Ibu-Bapak kita karena kecerobohan
atau kesulitan yang berat, asal kita menyesalinya. Allah SWT mengetahui apa yang
terpendam di dalam hati kita.
Umur tua adalah tahap
yang sangat sulit dalam hidup ini.
Yasin 68
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami
kembalikan dia kepada kejadian .
Maka apakah mereka
tidak memikirkan?
Qurtubi menyebutkan
kejadian menarik yang diriwayatkan oleh Jabber bin Abdullah RA. Seseorang
menghampiri Nabi Muhammad SAW dan mengeluh bahwa Bapaknya telah mengambil alih
seluruh hartanya. Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya, “Jemputlah Bapakmu
kesini.” Sementara itu Malaikat Jibril AS menghampiri Nabi Muhammad SAW dan
berkata “Bila Bapaknya telah datang, tanyakan kepadanya tentang kata-kata yang
diucapkan dalam hatinya bahkan telinganya sendiripun tidak dapat mendengarnya.”
Ketika laki-laki muda itu membawa Bapakya, Nabi Muhammad SAW bertanya, ‘Kenapa
anakmu mengeluh bahwa kamu telah menguasai seluruh hartanya?”
Sang Bapak meminta
Nabi SAW “Tanyakanlah kepada anakku untuk apakah aku menggunakan uangnya selain
untuk membiayai kebutuhan bibinya dan diriku?”
Nabi SAW bersabda,
“Cukup, semua sudah jelas bagiku.”
Nabi SAW bertanya
kepada sang Bapak, “Kata-kata apakah yang selalu kau ucapkan di dalam hati yang
bahkan telingamupun tak dapat mendengarnya?”
Sang Bapak heran
mendengar ini dan menjawab “Sesungguhnya ini adalah mukjizat bahwa engkau
mengetahui hal ini.
Memang saya selalu
mengucapkan satu puisi di dalam hati, sehingga bahkan telingakupun tidak dapat
mendengarnya.”
Nabi SAW kemudian
memerintahkannya untuk membacakan puisi itu. Bapak ini kemudian membacakan
sebuah puisi dalam bahasa Arab yang indah. Terjemahan puisi itu adalah sbb.:
Aku memberimu makan
dimasa kecilmu dan mendukungmu bahkan ketika kau telah mencapai usia remaja.
Seluruh biaya hidupmu ditanggung oleh punggungku.
Aku sering terbangun
semalaman dan sangat gelisah bila kau sedang sakit. Seolah-olah sakitmu adalah
sakitku, dan aku menangis sepanjang malam.
Ketakutan atas
kematianmu selalu menghantuiku walaupun aku tahu bahwa maut hanya akan terjadi
pada saat yang ditentukan dan tidak bisa dihindari sama sekali.
Ketika kau mencapai
usia dewasa, sesuatu yang kudambakan, biasanya kau berlaku keras dan
mengucapkan kata kasar kepadaku. Engkau bersikap kepadaku seolah-olah kau telah
berbaik hati padaku.
Sayang sekali,
seandainya kau tidak mau memberikan hakku sebagai Bapakmu, sedikitnya kau bisa
memperlakukanku sebagai tetanggamu.
Aku mengharap engkau
paling sedikit bisa menunaikan tugasmu kepadaku bagaikan tetanggamu, dan tidak
bertindak kikir dalam membelanjakan uangku untuk keperluanku.
Setelah mendengarkan
puisi yang menggetarkan ini Nabi Muhamamd SAW mencengkram leher laki-laki muda
itu dan bersabda, “Pergi! Dan seluruh hartamu untuk Bapakmu!”
Pada Hadits lainnya,
Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW menaiki tangga pertama
dari mimbarnya dan bersabda, “Ia menganiayai dirinya seluruhnya”.
Kemudian ia menaiki
tangga kedua mimbarnya dan mengulang kalimat itu lagi. Kemudian ia naik ke
tangga ketiga dan mengulang kalimat ini untuk ketiga kalinya. Para Sahabat
bertanya “Ya Rasul, siapakah yang menganiaya dirinya?” Muhammad SAW menjawab,
“Orang yang bertemu Ramadhan tetapi tidak mendapatkan dosanya diampuni Allah
SWT. Orang yang tidak mengirim salam kepadaku ketika mendengar namaku disebut.
Orang yang masih bisa melihat Ibu-Bapaknya diusia tua tetapi tidak bisa masuk
surga.” (Muslim)
Dengan kata lain
ketiga hal ini sudah pasti akan membawanya ke surga bila ia mematuhi perintah
Allah SWT.
Semoga Allah SWT
menumbuhkan hormat kita yang tulus bagi Ibu-Bapak kita di dalam hati kita dan
menunjukkan kasih sayangNya kepada mereka seperti Ibu-Bapak kita menunjukkan
kasih sayangnya kepada kita ketika kita masih kecil. (Amin)...
para muslimin,
hormatilah kedua orang tua kita, karena mereka yang telah menyayangi kita
sedari kita kecil..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan